Icha the Explorer: 2018

Romantic Place in Singapore, Clarke Quay

By @icha.elfkirsch - April 11, 2018

Clarke Quay - Isya

Hello dears, suka hal-hal yang berbau romantis sambil bertraveling ria? Apalagi bagi para dears yang suka banget sama Drama Korea, otomatis tempat-tempat yang romantis menjadi tujuan utama untuk dikunjungi. Yang penting tetep sadar ya dears, hidup ini tak seindah drama Korea. Itu nasihat bukan hanya untuk dears aja kok, untuk aku juga yang suka hal-hal romantis, apalagi masih menyandang status Jomblo, kan sadis ya kan. Hahahaha.

By the way, aku ini sesosok wanita seperti salah satu lirik lagu yang berbunyi, “Baby, I don’t need your dollar bills to have fun tonight. I love cheap thrills. I don’t need no money. As long as I can feel the beat. As long as I keep dancing”. Lagu dari SIA yang berjudul Cheap Thrill ini menggambarkan bahwa untuk bersenang-senang itu tidak membutuhkan banyak uang, yang penting bisa seru-seruan sama orang yang kita sayang. Love you, Sia.

Jalan menuju Clarke Quay - Icha

Well, aku disini bakal sharing tentang salah satu tempat romantis di Singapore, yaitu Clarke Quay. Clarke Quay adalah salah satu tempat yang wajib buat aku kunjungi kalo lagi traveling ke Singapore. Mau tau lebih detail tentang Clarke Quay? Check this out, dears!!

Area Restoran dan Night Club di sekitaran Clarke Quay - Isya

Clarke Quay dinamai oleh Sir Andrew Clarke, ia adalah Gubernur kedua dari masa Pemerintahan Singapura pada tahun 1873-1875. Belum lahir yak kita. Hihihi. So, nama Clarke itu berasal dari nama keluarga dari Sir Andrew Clarke. Wah, pengen jadi orang hebat juga dan bisa ngasih nama pada sebuah tempat. Kalau suatu saat bakal nemuin tempat, aku akan kasih nama “ Jomblo Bermartabat”. Hahaha. Di Clarke Quay sendiri terdapat beberapa area seperti restoran, night club, dan juga tempat nongkrong seru di pinggir dermaga. Nah, itu adalah sejarah singkat tentang Clarke Quay.

Yuk intip ulasan dibawah ini, yang akan menceritakan kepada dears tentang apa saja yang bisa di lakukan di Clarke Quay dengan biaya yang murah meriah ataupun free of charge alias gretong :

Nongkrong di tepi dermaga (Singapore river)

Nongkrong seru di tepi Clarke Quay - Vio

Bagi travellers atau backpackers, tempat ini bisa dijadikan tempat beristirahat yang nyaman. Selain pemandangannya keren, tempat ini cukup rindang dan sejuk untuk beristirahat. Jadi bisa menghilangkan sedikit penat dan lelah yang dears rasakan. Apalagi tempat ini cocok banget untuk ngerumpi manja dengan sahabat-sahabat dears. Talking nonsense but it is worth to keep around your best friend. Walaupun ngomongnya ngalor-ngidul nggak jelas, yang penting bisa ketawa bahagia. Hihihi.

Dengerin musik atau berekspresi ria di tepi dermaga (Singapore River)

Pernah suatu saat, aku bersama 3 sahabatku, sebut saja namanya Nuri, Tambayu, and Putra, bervideo sambil bernyanyi riang sebuah lagu yang lagi ngehits saat itu, “Tak Tun Tuang” dari Upiak. Video bisa di lihat di akun instagram aku yak, dears. Malu nggak?? Ngapain malu dears, kan cuma jumpa sekali aja sama mereka-meraka ini. Yang penting tidak mengganggu sekitar aja dech, toh ini tempat umum juga jadi feel free to express yourself.

Menikmati live music

Area "Live Music" di Clarke Quay - Tambayu, Icha, Nuri

Well, kadang-kadang di Clarke Quay ada live music juga lho bagi wisatawan. Tersedia di area Riverside Point. Pernah saat traveling, ada mahasiswa-mahasiswa jurusan music perform saat itu dan mereka membawa genre music yang berbeda. Musicnya enak di dengar jadi bisa bikin mood jadi tambah bagus.

Ice Cream 1 dollar

Menikmati Ice cream 1 dollar - Nuri, Icha, Tambayu, Putra

Nah, lebih serunya lagi, menikmati pemandangan sambil makan ice cream, ya kan dears. Ice cream 1 dollar ini sudah menjadi salah satu ciri khas dari Singapore juga lho. Minggu lalu, aku mengajak childhood friend aku yang asalnya dari Jawa Tengah, lebih tepatnya di Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan Kota Solo. Sebelum berangkat ke Singapura, dia berkata, “Mbak, nanti kita beli ice cream 1 dollar ya.” Well, ice cream 1 dollar sudah mengudara ke Jawa Tengah lho. Ice cream dengan berbagai rasa seperti coklat, vanilla, durian, melon, dan strawberry ini bisa dinikmati dengan dua cara, yaitu dengan roti tawar ataupun con nya. But dears, sekarang harganya nggak 1 dollar lagi ya, lebih kurang 1.5 dollar. Masih terjangkaulah untuk dinikmati. Pokoknya dears wajib coba yak! Hihihi.

Hunting for pictures

Background kece di sekitaran Clarke Quay - Rika and Alfin

Dikarenakan areanya keren, dears juga bisa koleksi foto dari sini lho. Background foto yang dihasilkan pun menggambarkan “Luar Negeri Banget”, dari bangunan yang tinggi menjulang dan tertata rapi, dari kebersihan lingkungan yang terjaga, dan juga masyarakat Singapura yang terdiri dari berbagai benua. Cocok banget untuk hunting Street, Urban, or Portrait Photogrpahy.

Potrait of Clarke Quay - Dezi

Dari ulasan diatas, dears udah ada gambaran kan mau ngapain aja disana. Tempat gratis beraroma romantis, seru kan dears. Sebenarnya keromantisan itu hadir ketika dears merasa nyaman pada suatu tempat ataupun merasa nyaman bepergian bersama seseorang yang dears sayangi. So, enjoy there with your love one!!

Untuk tulisan berikutnya, aku bakalan ceritain tentang salah satu tempat wisata di Singapura yang murah bingit. Jangan lupa subscribe blog aku ya di www.ichatheexplorer.com dan follow Instagram account aku di @icha.elfkirsch for more information about my unforgettable traveling experience.

Have a nice day, dears! J

0 Comments

Event

TEDx Talk by ELIM CHEW in Nanyang Technological University (NTU) Singapore

By @icha.elfkirsch - April 06, 2018

Have you ever heard about TED?? Well, I will let you know about it. According to Wikipedia, TED (Technology, Entertainment, Design) is a media organization which posts talks online for free distribution, under the slogan "ideas worth spreading". TED was founded in February 1984 as a conference, which has been held annually since 1990. TED's early emphasis was technology and design, consistent with its Silicon Valley origins, but it has since broadened its focus to include talks on many scientific, cultural, and academic topics.

TED has some projects and event. They are TED Global, TED Translator, TEDx, TED Fellows, TED Ed, TEDMED, TED Books, TedEd Clubs, TED Women, TED Salon, and TED Radio Hour.

At this chance, I will explain more about one of the project and event of TED, it is TEDx. TEDx are independent TED-like events, which can be organized by anyone who obtains a free license from TED, agreeing to follow certain principles. TEDx events are non-profit but may use an admission fee or commercial sponsorship to cover costs. Similarly, speakers are not paid. They must also relinquish the copyrights to their materials, which TED may edit and distribute under a Creative Commons license. A TEDx event is organized by volunteers from the local community, and just like TED events, it lacks any commercial, religious, or political agenda. Its goal is to spark conversation, connection, and community.

So guys, you have known about TED and TEDx right? Here, I am going to share you about the experience I had, because it is so inspiring so it would be nice to share to all of you.

Me and other Indonesian Youth attended TEDxNTU

On Saturday, 05 October 2017, me and my friends (Agus, Rina, Tambayu, Nuri, Ela, and Nissa) attended TEDx talk in Nanyang Technological University (NTU) Singapore with the theme “Here’s to the Game Changers”. By the way, it was our first time to attend TEDx Talk. We took the first ferry from Batam to Singapore because we were so excited.

There were around eight inspiring speakers joined the event. Below is the speakers name and also the title of the talk that they delivered :

1. Elim Chew – Is Sensitivity Quotient (SQ) the Secret to Success?

2. Brandon Koh – A Time For Creativity

3. Irm Haleem – Love, Hope and Human Agency

4. Wong Choon Yue – Making Makers

5. Mary Gomes Camba – You Decide What Happens Next

6. Anchit Malhotra – Man Today, Machines Tomorrow?

7. Jenny Tay – Bringing Death Back to Life

8. Federico Lauro – How Citizen Sailing Oceanographers Will Save the World’s Oceans

Wah, when you see the titles above, it is so inspiring for life. Well, I will share you more about one of the speaker that really inspired me till now, she is Elim Chew which delivered the talk with the title “Is Sensitivity Quotient (SQ) the Secret to Success?”

Elim Chew - Photo taken from Google

Before I share you, let see Elim Chew’s profile. She was born in 1966 and she is the founder of The Street Wear brand, 77^th Street. Her accolades included being named the “Most Promising Woman Entrepreneur of the Year” by ASME in 2001, awarded “Mont Blanc Businesswomen Award” in 2002, “Young Woman Achiever Award” by Her World and “Leadership and Mentoring Award” by Research Communications International in 2003. She acknowledged that her first award in 2001 gave her the opportunity to become a youth ambassador in Singapore. She is a change maker, Speaker, and also Entrepreneur. Wow, such inspiring wonder woman, right.

Ok, let’s back to the TEDx Talk that is delivered so well by Elim. Copied from City News, here the talk. This is a warning for you guys : Read it, not only with your eyes but also with your heart! :)

What is missing in our life now? It is something that we could call “Sensitivity Quotients”.

“I had a staff member at 77th Street who used to be in construction. One day we needed a Gothic-style table for our brand, Gothic Princess. We couldn’t find it in any store, so he hand-made it. For my sister’s birthday, he built a mobile bar counter that we could mix drinks anywhere in the office. I have many jackets, so he built me a coat stand. We never asked him to do any of this—he was just sensitive and found solutions for these needs. And he didn’t just do it, he did it very well. He came along on one of our buying trips and ended up being our menswear buyer. When we got back, he became our visual merchandiser and handled our displays. Today, he runs his own business back in China.

“So, when you exercise sensitivity and work with excellence, take action and deliver your best work, you will eventually be successful in life, whether you become an entrepreneur or a leader in your company.

“People say ‘That’s not my job scope.’ Early this year, there was a report about an Alaskan Airlines stewardess who noticed a well-dressed man sitting with a disheveled teenage girl and felt something was not right. She signaled to the girl to go to the toilet, where the girl left her a note saying ‘Help me’. The stewardess alerted the pilot who contacted the police. The man was arrested when the plane landed—the girl was saved from being trafficked. What the stewardess did was beyond her job scope, and it saved a life.

“People say ‘I’m not paid to do that.’ That’s going about it backwards. It’s when you go beyond what you are paid to do, that’s when you will get paid more.

“These days, when we see something happening, our immediate response is not to help but to take photos or videos. Last year, a 12-year-old boy was the only person to go to the aid of victims of a car accident, because the other passersby were too busy taking pictures. The people who take action are the ones with high sensitivity quotient.

“We’re fostering a culture of insensitivity with our phones. People say, ‘I’m going home to spend time with my family’ but every family member is on his or her mobile phone! I watch how kids are just glued to their iPhones or iPads, with the maid feeding them. They are not experiencing the food, they are not engaged, they are totally unaware of their surroundings. In contrast, I recently saw a 2-year-boy eating broccoli in my restaurant, eating with his fingers, feeding his mother. He was present and enjoying his food. That’s what I miss. When we become unaware of what’s happening around us, we lose communication.

“I have found that the Internet generation tends not to put their hearts into what they do. But I’m also surprised when I meet people like the young TEDxNTU volunteers who worked so hard the last eight months to deliver the annual talk on such a professional level. I see this also in the volunteers in [City Harvest] church—everything is delivered with excellence.

“So how do we build up our SQ? It starts with being aware of people around us, being sensitive to what is going on. By doing that we become less selfish. We see this trait in volunteers, social entrepreneurs, change makers. If we can bring this mindset to what we do every day, we will excel and other rewards will come.

“The person who taught me to be sensitive was my teacher at Fairfield Methodist Girls School, Miss Yee. She went beyond her job scope. I was 13 when she asked me what I wanted to be. I told her I wanted to start a business by 21, be a millionaire by 25 and retire by 45. Every year after I left school she would meet up with me and buy me my favorite chicken rice, and she would always ask me if I had achieved my dreams. Sadly, she died in the 1997 Silk Air crash.

“Because of that spirit that she planted in me, I continue to mentor as many people as I can. Once, I met a young man at an F1 event. I asked him, ‘What do you do?’ and he replied that he was a part time waiter. I asked him what Miss Yee asked me, ‘What is your dream?’ He replied, ‘I hope to be an actor, a host and a stand-up comedian.’ I asked him what was stopping him and he said he was a street kid and wasn’t very well-educated. I told him the steps to take to succeed.

“Seven years later, at an SG50 event, the same young man—his name is Fakkah Fuzz—came up to me and said, ‘The 15 minutes you spent talking to me changed my life. Today, I’m an award-winning actor, host and comedian.’

“It hit me that 15 minutes can create a change for someone. I’m starting a movement —#15MinutesChange—to get people to take 15 minutes once a day, week, month, to step out of comfort zone to talk to people around them, to help anyone who needs help. That will build up your SQ.

“I set up FastFast Delivery in mid-2015 with three other co-founders. We saw a need in the SME (small and medium enterprise) market because we don’t have our own drivers anymore. I sit on the board of an organization and they would send a staffer to me with documents to be signed. I calculated the money spent on cabs, plus her salary for those few hours, and it amounted to quite a lot. I also noticed that in the last few years, there are many people who cannot find work or cannot work full time. So, I went to Adrian Ng, who runs Codigo, and asked, ‘Is there a way to match drivers to the need?’ and he replied, ‘It’s very easy.’

“Today we have 3,000 on-demand crowd-sourced drivers, making 3,000 deliveries a month. Of what FastFast makes, 90 percent goes back to the drivers. We keep 10 percent to maintain one admin staffer who also teaches the drivers how to use the app. She is a single mother with three sons.

“One professional wrote to us recently that he had lost his job, and FastFast helped supply him an income till he found a job. It’s little moments like these that make me feel encouraged.

“At my family business—we own GoroGoro Steamboat, I M Kim Korean BBQ, I M Kim Junior—we take in the hearing-impaired, the elderly and high-functioning people with special needs to work alongside the able-bodied staff. All our staff are trained to be sensitive to customers’ needs.

“I started ElimChewTV in September 2016. Our program Changemakers features people who see a problem, find a solution, take action and implement the solution.

“Our second program, which is scheduled for the early part of 2018, is Pitch For Change. It’s a reality show across Asia that encourages people to start social enterprises. You have an idea, you pitch for funding. We want real solutions to problems.

“We plant to seed a thousand seeds. We want to raise a generation of young people who will pitch for change.”

So inspiring, right? When I am down, I watch her video again and again to build me up. After I knew her, I have a new motto in my life, “The meaning of life is to give the meaning to others’. I dedicate myself for the people in need. I join some social activities in Batam Indonesia, such as Siaga Yudha English Conversation Club, Bagi Nasi Pagi, Bengkel Sabda Peduli, and IKM. As Elim’s talk, it only takes 15 minutes to inspire the people around you to have a better life. So, what are you waiting for? You can be one of the change maker.

For my dear Elim, may God bless you wherever you are and whatever you do. Keep inspiring us, Elim!! I love you.

IN BAHASA

Pernahkah kamu mendengar tentang TED ?? Yah, aku akan memberitahumu tentang itu. Menurut Wikipedia, TED (Technology, Entertainment, Design) adalah sebuah organisasi media nirlaba yang mengunggah presentasi secara gratis yang di distribusikan secara online, di bawah slogan "ideas worth spreading". TED didirikan pada Februari 1984 sebagai sebuah konferensi yang di adakan tahunan semenjak 1990. Perhatian awal TED adalah tentang teknologi dan desain, sesuai dengan asal Silicon Valley-nya, namun belakangan ini lebih melebarkan fokus-nya dan merangkum presentasi di berbagai topik akademis, budaya, dan ilmiah.

TED mempunyai beberapa proyek dan acara yang terdiri dari TED Global, TED Translator, TEDx, TED Fellows, TED Ed, TEDMED, TED Books, TedEd Clubs, TED Women, TED Salon, dan TED Radio Hour.

Pada kesempatan ini, aku akan menjelaskan lebih detail tentang salah satu proyek dan acara TED, itu adalah TEDx. TEDx adalah acara TED yang berdiri sendiri, yang dapat diatur oleh siapa saja yang memperoleh lisensi gratis dari TED, bersedia untuk mengikuti prinsip-prinsip tertentu. Acara TEDx bersifat nirlaba tetapi dapat menggunakan biaya pendaftaran atau sponsor komersial untuk memenuhi biaya yang dibutuhkan. Demikian pula, pembicara tidak dibayar. Mereka juga harus melepaskan hak cipta untuk materi mereka, sehingga TED dapat mengedit dan mendistribusikan di bawah lisensi Creative Commons. Acara TEDx diselenggarakan oleh sukarelawan dari komunitas lokal, seperti acara TED, acara ini tidak memiliki agenda komersial, agama, atau politik apa pun. Tujuannya adalah untuk memicu percakapan, koneksi, dan komunitas.

So guys, sudah tahu tentang TED dan TEDx kan? Di sini, aku akan berbagi tentang pengalaman yang aku miliki, karena menurutku itu sangat menginspirasi sehingga akan sangat menyenangkan untuk dibagikan kepada kalian semua.

Pada hari Sabtu, 5 Oktober 2017, aku dan teman-temanku (Agus, Rina, Tambayu, Nuri, Ela, dan Nissa) menghadiri TEDx Talk di Nanyang Technological University (NTU) Singapore dengan tema “Here’s to the Game Changer”. By the way, ini adalah pertama kalinya kami menghadiri TEDx Talk. Kami mengambil schedule feri pertama dari Batam ke Singapura karena kami sangat berantusias untuk menghadirinya.

Ada sekitar delapan pembicara inspiratif yang bergabung dalam acara tersebut. Di bawah ini adalah nama pembicara dan juga judul pembicaraan yang mereka sampaikan:

1. Elim Chew – Is Sensitivity Quotient (SQ) the Secret to Success?

2. Brandon Koh – A Time For Creativity

3. Irm Haleem – Love, Hope and Human Agency

4. Wong Choon Yue – Making Makers

5. Mary Gomes Camba – You Decide What Happens Next

6. Anchit Malhotra – Man Today, Machines Tomorrow?

7. Jenny Tay – Bringing Death Back to Life

8. Federico Lauro – How Citizen Sailing Oceanographers Will Save the World’s Oceans

Wah, ketika kalian melihat judul di atas, itu sangat menginspirasi hidup kita. Well, aku akan berbagi lebih banyak tentang salah satu pembicara yang benar-benar menginspirasiku sampai sekarang, dia adalah Elim Chew yang menyampaikan pembicaraan dengan judul " Is Sensitivity Quotient (SQ) the Secret to Success?"

Sebelum aku menceritakan tentang isi seminar, yuk kita lihat profil Elim Chew terlebih dahulu. Ia lahir pada tahun 1966 dan ia adalah pendiri merek Street Wear, 77th Street. Ia dinobatkan sebagai "Pengusaha Wanita Paling Menjanjikan Tahun Ini" oleh ASME pada tahun 2001, dianugerahi "Mont Blanc Businesswomen Award" pada tahun 2002, "Penghargaan Wanita Muda Berprestasi" oleh Her World dan "Kepemimpinan dan Penghargaan Mentoring" oleh Research Communications International. pada tahun 2003. Dia mengakui bahwa penghargaan pertamanya pada tahun 2001 memberinya kesempatan untuk menjadi duta muda di Singapura. Dia adalah pembuat perubahan, Pembicara, dan juga Pengusaha. Wow, wanita satu ini memang sangat menakjubkan dan menginspirasi, bukan?

Oke, mari kembali ke TEDx Talk yang disampaikan dengan sangat baik oleh Elim. Disalin dari City News, ini adalah poin dari pembicaraannya. Ini adalah peringatan untuk kalian: Bacalah, bukan hanya dengan mata kalian tetapi juga dengan hati kalian!

“Apa yang hilang dalam hidup kita sekarang? Ini adalah sesuatu yang bisa kita sebut "Sensitivitas Quotients".

“Saya memiliki seorang anggota staf di 77th Street yang dulunya bekerja di konstruksi. Suatu hari kami membutuhkan meja bergaya Gotik untuk merek kami, Gothic Princess. Kami tidak dapat menemukannya di toko mana pun, jadi dia membuatnya sendiri. Untuk ulang tahun saudara perempuan saya, dia membuat sebuah bar counter mobile sehingga kami dapat membuat minuman di mana saja di kantor. Saya punya banyak jaket, jadi dia membuatkan saya gantungan mantel. Kami tidak pernah memintanya melakukan semua ini — dia mempunyai rasa sensitif dan menemukan solusi untuk semua kebutuhan ini. Dan dia tidak hanya melakukannya secara cuma-cuma, namun dia melakukannya dengan sangat baik. Dia datang di salah satu perjalanan bisnis kami dan akhirnya dia menjadi pembeli pakaian pria kami. Ketika kami kembali, dia menjadi merchandiser visual kami dan menangani display kami. Hari ini, dia menjalankan bisnisnya sendiri di China.

“Jadi, ketika Anda melatih kepekaan dan bekerja dengan sungguh-sungguh, mengambil tindakan dan memberikan karya terbaik Anda, Anda akhirnya akan menjadi sukses dalam hidup, apakah Anda menjadi seorang pengusaha atau pemimpin di perusahaan Anda.

"Orang-orang mengatakan 'Itu bukan ruang lingkup pekerjaan saya.' Awal tahun ini, ada laporan tentang seorang pramugari Alaska Airlines yang melihat seorang pria berpakaian rapi duduk dengan seorang gadis remaja yang kusut dan merasa ada sesuatu yang janggal. Dia memberi isyarat kepada gadis itu untuk pergi ke toilet, di mana gadis itu meninggalkannya sebuah catatan yang mengatakan 'Tolong saya'. Pramugara memberi tahu pilot yang menghubungi polisi. Pria itu ditangkap ketika pesawat mendarat — gadis itu diselamatkan dari perdagangan manusia. Apa yang dilakukan pramugari itu di luar lingkup pekerjaannya, dan itu menyelamatkan kehidupan orang lain.

Orang-orang berkata 'Saya tidak dibayar untuk melakukan itu.' Itu akan mengubahnya nanti. Saat Anda melampaui apa yang harus Anda lakukan, itulah saat Anda akan dibayar lebih banyak.

“Sekarang ini, ketika kita melihat sesuatu terjadi, tanggapan langsung kita bukan untuk membantu tetapi untuk mengambil foto atau video. Tahun lalu, seorang bocah 12 tahun adalah seorang korban yang mengalami kecelakaan mobil, karena orang yang lewat lainnya terlalu sibuk memotret. Orang-orang yang bertindak adalah orang-orang dengan kecerdasan kepekaan yang tinggi.

“Kita membina budaya ketidakpekaan dengan ponsel kita. Orang-orang berkata, 'Saya akan pulang untuk menghabiskan waktu bersama keluarga saya' tetapi focus setiap anggota keluarga ada di ponselnya masing-masing! Saya melihat bagaimana anak-anak hanya terpaku pada iPhone atau iPad mereka, dengan pelayan yang memberi mereka makan. Mereka tidak menikmati makanannya, mereka tidak tertarik dengan itu, mereka sama sekali tidak menyadari lingkungan mereka. Sebaliknya, saya baru-baru ini melihat seorang anak laki-laki yang makan brokoli di restoran saya, makan dengan jari-jarinya, memberi makan ibunya. Dia hadir dan menikmati makanannya. Itu yang saya rindukan. Ketika kita tidak menyadari apa yang terjadi di sekitar kita, kita kehilangan komunikasi.

“Saya telah menemukan bahwa generasi Internet cenderung tidak menaruh hati mereka pada apa yang mereka lakukan. Tetapi saya juga terkejut ketika bertemu orang-orang seperti relawan TEDxNTU muda yang bekerja sangat keras delapan bulan terakhir untuk menyampaikan seminar tahunan pada tingkat profesional seperti itu. Saya melihat ini juga di relawan di gereja [City Harvest] - semuanya disampaikan dengan sangat baik.

“Jadi bagaimana kita membangun SQ kita? Dimulai dengan menyadari orang-orang di sekitar kita, peka terhadap apa yang sedang terjadi. Dengan melakukan itu kita menjadi kurang egois. Kami melihat sifat ini pada sukarelawan, wirausahawan sosial, pembuat perubahan. Jika kita dapat membawa pola pikir ini ke apa yang kita lakukan setiap hari, kita akan unggul dan imbalan lainnya akan datang.

“Orang yang mengajari saya untuk sensitif adalah guru saya di Fairfield Methodist Girls School, Miss Yee. Dia melampaui ruang lingkup pekerjaannya. Saya berumur 13 tahun ketika dia bertanya apa yang saya inginkan. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya ingin memulai bisnis pada usia 21, menjadi jutawan dengan 25 dan pensiun dengan 45 tahun. Setiap tahun setelah saya lulus dari sekolah, dia akan menemui saya dan membelikan saya nasi ayam kesukaan saya, dan dia akan selalu bertanya kepada saya jika saya telah mencapai mimpi-mimpiku. Sayangnya, dia meninggal dalam kecelakaan Air 1997- 1997.

“Karena semangat yang dia tanam di dalam diri saya, saya akan terus membimbing sebanyak mungkin orang. Suatu kali, saya bertemu seorang pria muda di sebuah acara F1. Saya bertanya kepadanya, 'Apa pekerjaanmu?' Dan dia menjawab bahwa dia adalah pelayan paruh waktu. Saya bertanya kepadanya apa yang Nona Yee tanyakan kepada saya, 'Apa mimpimu?' Dia menjawab, 'Saya berharap menjadi seorang aktor, pembawa acara dan seorang komedian.' Saya bertanya kepadanya apa yang menghentikannya dan dia berkata bahwa dia adalah seorang anak jalanan dan tidak berpendidikan tinggi. Saya mengatakan kepadanya langkah-langkah yang harus diambil untuk berhasil.

“Tujuh tahun kemudian, pada acara SG50, pemuda yang sama — namanya Fakkah Fuzz — mendatangi saya dan berkata, '15 menit yang Anda berikan kepada saya mengubah hidup saya. Hari ini, saya adalah aktor, pembawa acara dan komedian yang memenangkan penghargaan. "

“Saya baru tahu bahwa 15 menit dapat membuat perubahan bagi seseorang. Saya memulai gerakan - # 15MinutesChange — untuk membuat orang mengambil 15 menit sekali sehari, minggu, bulan, untuk keluar dari zona nyaman untuk berbicara dengan orang-orang di sekitar mereka, untuk membantu siapa saja yang membutuhkan bantuan. Itu akan membangun SQ Anda.

“Saya membuka FastFast Delivery pada pertengahan 2015 dengan tiga co-founder lainnya. Kami melihat kebutuhan di pasar UKM (usaha kecil dan menengah) karena kami tidak memiliki driver lagi. Saya duduk di dewan organisasi dan mereka akan mengirim seorang staf kepada saya dengan dokumen yang harus ditandatangani. Saya menghitung uang yang dihabiskan untuk taksi, ditambah gajinya selama beberapa jam, dan jumlahnya cukup banyak. Saya juga memperhatikan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, ada banyak orang yang tidak dapat menemukan pekerjaan atau tidak dapat bekerja penuh waktu. Jadi, saya pergi ke Adrian Ng, yang menjalankan Codigo, dan bertanya, 'Apakah ada cara untuk mencocokkan pengemudi dengan kebutuhan?' Dan dia menjawab, 'Ini sangat mudah.'

“Saat ini kami memiliki 3.000 pengendara yang mencari sumber daya dari kerumunan, membuat 3.000 pengiriman per bulan. Dari apa yang dibuat FastFast, 90 persen kembali ke driver. Kami mempertahankan 10 persen untuk mempertahankan satu staf admin yang juga mengajarkan driver cara menggunakan aplikasi. Dia adalah seorang ibu tunggal dengan tiga putra.

“Seorang profesional menulis kepada kami baru-baru ini bahwa dia telah kehilangan pekerjaannya, dan FastFast membantu memberinya penghasilan sampai dia mendapatkan pekerjaan. Ini momen kecil seperti ini yang membuat saya merasa terdorong.

“Di bisnis keluarga saya — kami memiliki GoroGoro Steamboat, I M Kim Korean BBQ, I M Kim Junior — kami mengambil orang-orang yang memiliki keterbatasan pendengaran, orang tua dan orang-orang yang mempunyai kebutuhan khusus untuk bekerja bersama staf yang berbadan sehat. Semua staf kami dilatih untuk menjadi peka terhadap kebutuhan pelanggan.

“Saya memulai ElimChewTV pada bulan September 2016. Program kami Changemakers menampilkan orang-orang yang melihat masalah, mencari solusi, mengambil tindakan, dan menerapkan solusi.

“Program kedua kami, yang dijadwalkan untuk bagian awal 2018, adalah Pitch For Change. Ini adalah acara realitas di seluruh Asia yang mendorong orang untuk memulai usaha sosial. Anda punya ide, Anda mendukung pendanaan. Kami ingin solusi nyata untuk permasalahan.

“Kami menanam benih seribu biji. Kami ingin membangkitkan generasi muda yang akan melakukan perubahan. ”

Sangat menginspirasi, bukan? Ketika aku sedang patah semangat, aku menonton videonya lagi dan lagi untuk membangkitkan semangatku. Setelah aku mengenalnya, aku memiliki motto baru dalam hiduku, “Makna hidup sesungguhnya adalah memberi makna kepada orang lain. Saya mendedikasikan diri untuk orang-orang yang membutuhkan. Saya bergabung dengan beberapa kegiatan sosial di Batam Indonesia, seperti Siaga Yudha English Conversation Club, Bagi Nasi Pagi, Bengkel Sabda Peduli, dan IKM. Seperti pembicaraan Elim, hanya butuh 15 menit untuk menginspirasi orang-orang di sekitar kalian untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Jadi, apa yang kalian tunggu? Kalian bisa menjadi salah satu pembuat perubahan.

Untuk Elim, semoga Tuhan memberkahimu di mana pun kamu berada dan apa pun yang kamu lakukan. Tetap menginspirasi kita semua, Elim !! I love you.

All the committees and speakers in TEDxNTU

0 Comments

Romantic Place in Singapore, Clarke Quay

TEDx Talk by ELIM CHEW in Nanyang Technological University (NTU) Singapore

About Author

Follow Author

Labels

recent posts

Blog Archive

Contact Form

Follow on instagram

Romantic Place in Singapore, Clarke Quay

TEDx Talk by ELIM CHEW in Nanyang Technological University (NTU) Singapore

About Author

Follow Author

Labels

recent posts

Blog Archive

Subscribe To

Contact Form

Follow on instagram