Menikmati Sarapan Khas Melayu di Pulau Penawar Rindu, Belakang Padang

By @icha.elfkirsch - October 31, 2022

Berkunjung ke Belakang Padang bersama Workmate
Hi Explorer,

Dah Oktober akhir aja ya kan? Gimana nih Oktober kalian? Aku doain goal-goal yang kalian ingin capai, tercapai ya. Kalo belum juga tercapai, take your deep breath and start it over!!

Kali ini aku mau nge-sharing tentang salah satu pengalaman aku sarapan ke Pulau Penawar Rindu.

ALASAN KENAPA AKU SARAPAN KE BELAKANG PADANG?

Yang bikin pengalamanku istimewa kali ini karena aku ditemani oleh salah satu sahabat aku yang pernah tinggal disana dimasa kecilnya dulu, Nur Alifia Maulida. Perjalanan ke Belakang Padang terasa lebih nyaman karena dia paham betul akan seluk beluk Belakang Padang. Dari tempat wisata yang recommended sampai makanan khas yang bisa dicicipi dengan harga yang sangat affordable.

Workmate aku ini lah yang selalu ngebuat suasana di office itu lebih hidup, dari candaan receh sampai debat kusir perihal ini itu. We love to share random topics and end up teasing each other. Pernah juga kami diem-diem-an karena nggak ada yang mau ngalah pas lagi ber-argumen, esoknya dah baikan lagi kok. Rumit ya persahabatan cewek-cewek ini? Nggak cuma rumit tapi nggemesin juga. Pasti kamu juga punya workmate kesayangan kan?

Nah, kenapa aku tetiba pengen sarapan di Belakang Padang? Pernah tuh di pagi hari yang cerah, Fia dengan asiknya bercerita tentang kegiatan rutinnya bersama keluarga sarapan di Belakang Padang. Dalam hati ku berkata, “Seru nih sarapan kesana sesekali.” Selang beberapa minggu, aku ajak si Fia buat sarapan di Belakang Padang, tanpa berpikir panjang dia meng-iya-kan dengan gurat kebahagiaan diwajahnya.

Pada hari Sabtu, 29 Oktober 2022 pukul 7.30 pagi, kami berangkat dari Batam menuju Belakang Padang.


PULAU BELAKANG PADANG, PULAU PENAWAR RINDU

Pulau Belakang Padang disebut sebagai Pulau Penawar Rindu, mitos yang aku dengar kalau dirimu rindu akan sesuatu atau seseorang, rindumu akan terobati. Namanya mitos ya kan, boleh percaya atau enggak.

Hanya ditempuh dengan waktu sekitar 15 menit, kamu bisa sampai di Belakang Padang dengan menggunakan transportasi yang sudah disediakan di Pelabuhan Domestik Sekupang, Batam, yaitu dengan Pompong atau Boat Pancung. Dibandrol dengan harga tiket sekali jalan 20 ribu rupiah.

Transaksi pembelian tiket di loket Pelabuhan Domestik Sekupang, Batam

Harga parkir kendaraan di Pelabuhan Domestik Sekupang sangat terjangkau seperti list dibawah ini:

Harga parkir kendaraan di Pelabuhan Domestik Sekupang

Naik Pompong itu seru banget, selain kamu bisa merasakan ombak-ombak kecil yang beradu dengan pompong yang kamu naikin, kamu juga bisa merasakan semilir angin yang segar. Melihat laut bisa juga sebagai salah satu healing lho. Dilansir oleh www.halodoc.com, terkait dengan hubungan menghabiskan waktu ke pantai dengan kesehatan mental, Orfeu Buxton, profesor kesehatan dari Pennsylvania State University, mengatakan gemerisik debur ombak di pantai bersama desiran pasir dan hembusan angin laut dapat memberikan sensasi menenangkan. Bahkan, suara ombak diyakininya adalah bunyi-bunyian yang dapat membantu mencapai kondisi meditasi yang maksimal serta memperkuat fungsi otak. See! Laut itu sangat menenangkan. Siapa juga nih yang suka healing di tepi laut?

Naik Pompong menuju Belakang Padang

Selfie didalam Pompong

Back to Pulau Penawar Rindu. Lokasi Kecamatan Belakang Padang yang berbatasan langsung dengan Singapura menjadikan kecamatan ini salah satu kecamatan perbatasan di Kota Batam. Kamu bisa ngerasain kentalnya budaya Melayu disini, dari dialek yang digunakan sehari-hari sampai makanan-makanan khas Melayu yang sangat mudah ditemukan disini. 

SARAPAN DI KOPI AMENG, BELAKANG PADANG

Karena emang niatnya mau sarapan disini, jadi kami langsung bergegas ke tempat makan yang ingin dituju, yaitu Kedai Kopi Ameng. Kedai yang berdiri sejak tahun 1980-an ini didirikan oleh Pak Ameng dengan ciri khas kopi hitam yang dibuat oleh tangan khusus orang China Melayu yang berada di pulau Tanjung Batu.

Menikmati sajian khas Melayu di Belakang Padang

Terdapat banyak menu makanan dan minuman yang disediakan, dari berbagai macam prata, olahan mie, lupis, teh tarik, kopi, dan berbagai macam paket nasi juga ada. Kami memesan prata kosong, mie goreng, lupis, teh tarik es dan juga teh tarik panas. Sembari menimati setiap suap makanan yang kami pesan, kami bercerita ngalor-ngidul sampai kedainya pun penuh sesak oleh para penikmat kuliner yang berdatangan dari pulau seberang.

Kedai Kopi Ameng, kedai ter-legend di Belakang Padang yang wajib kalian kunjungi

Kedai Kopi Ameng ini harus masuk ke bucket list kalian kalau kalian berkunjung ke Belakang Padang ya karena kedai kopi ini legend banget.

 

MENJELAJAHI BELAKANG PADANG DENGAN BECAK

Becak adalah salah satu moda transportasi yang bisa digunakan di Belakang Padang. Untuk harga dari becaknya sendiri itu tergantung dari jarak tempuh tujuan kita. Nah, kebetulan aku pengen mengitari Belakang Padang dengan becak nih. Melihat Belakang Padang dari dekat adalah salah satu tujuanku berkunjung kali ini.

Terdapat puluhan becak berjajar menunggu penumpang didekat Kedai Kopi Ameng

Dengan jarak tempuh 8km, harga yang dibandrol adalah 60 ribu rupiah (Bisa ditawar ya! Kalo aku sendiri, nggak nawar, karena mengayuh becak needs more effort). Supir becak yang bakal nemenin kami berkeliling Belakang Padang adalah Pak Keling. Dengan kearifan lokal dan keramahan penduduk, Pak Keling bercerita tentang Belakang Padang dengan senang hati dan ternyata Pak Keling adalah salah satu tetangga dari keluarga Fia. Pak Keling yang berdialek khas Melayu, membuatku tertarik mendengarkan cerita demi cerita nostalgia mereka. Fia juga menceritakan setiap sudut dari Belakang Padang yang pernah menjadi bagian dari kenangan masa kecilnya.

Pak Keling, pengayuh becak kami yang sudi berbagi cerita berharga

Pak Keling dengan terbuka bercerita tentang permasalahan kesehatan yang sedang dideritanya, yaitu pembengkakan jantung. Yang notabene, Pak Keling harus bolak balik ke salah satu Rumah Sakit di Batam untuk pemeriksaan rutin. Pekerjaan sebagai pengayuh becak adalah satu-satunya pekerjaan yang bisa dilakukan untuk menghidupi keluarganya, walau dalam keadaan sakit.

Mendengar cerita yang menyayat hati, aku dan Fia saling bertatap muka. Tatapan kami penuh dengan rasa syukur karena kami masih diberikan kesehatan, bekerja dibawah segarnya AC, akses yang mudah ke Rumah Sakit yang berada di Batam, dan banyak lagi hal yang kami bisa syukuri.

Pak Keling juga bercerita tentang kemajuan yang telah dicapai di Pulau Penawar Rindu ini. Mereka telah memiliki gardu listrik dari PLN, penyulingan air, sekolah-sekolah yang sudah mulai berkembang fasilitasnya, dan pembangunan-pembangunan lainnya yang sedang dirancang oleh pemerintahan setempat.

Pak Keling juga mempersilahkan kami untuk berhenti dan mengambil foto di spot-spot yang menurut kami sangat layak untuk diabadikan dalam bidikan kamera.

Foto di salah satu jembatan penghubung antara kampung satu dengan kampung lainnya
Foto didepan rumah apung

Salah satu foodcourt di Belakang Padang yang ramai didatangi di sore atau malam hari

Pukul 12.30 siang, kami bertolak ke Batam dengan membawa kenangan yang patut untuk dirangkai dalam blog ini.

Sampai di Batam dengan selamat. Alhamdulillah

HIKMAH DALAM PERJALAN INI

Pergilah meng-explore tempat-tempat wisata ataupun hidden gem! Akan selalu ada cerita menarik dan pelajaran hidup yang bisa diambil.

Melihat budaya khas suatu suku lebih dekat, membuat pikiran kita lebih terbuka akan makna Bhinneka Tunggal Eka.

Mensyukuri apa yang sudah kita punya karena kadang atau bahkan sering, kita melupakan nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Karena dengan bersyukur, membuat beban hidup terasa lebih ringan dan we feel content & positive.

 

Nah, kalian pernah ke Belakang Padang belum? Cerita menarik apa nih yang kalian punya setelah berkunjung?

See you on another exciting trip!


SOURCE:

·       Belakang Padang, Batam - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

·       Sering ke Pantai Bagus untuk Kesehatan Mental, Ini Penjelasannya (halodoc.com)









  • Share:

You Might Also Like

17 comments

  1. Memang seru jalan2 ke sana dan sy sdh lama bgts gal ke sana. Pangin eh bawa keluarga. Tiketnya lumayan sekarang ya 20 rb/org.tp sekarang lebih cantik ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kuy mb Menix, jalan-jalan kesana sama para krucils!! Pasti seru ajak para krucils

      Delete
  2. wahhh udah lama ngk ke sini, tempat sarapan nya legendaris sekali

    ReplyDelete
  3. Perjalanan ke Belakang Padang emang seru dan setuju banget dengan kearifan lokal yang ada di Belakang Padang.

    Yang paling aku ingat dari perjalananku ke Belakang Padang adalah menikmati teh tarik di Kedai Kopi Ameng, beda dari yang lain. Seger dan khas rasanya.

    Terimakasih sudah berbagi dan membuatku rindu lagi untuk berkunjung ke Belakang Padang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyah, emang teh tariknya berbeda dari yang kita temui di Batam. Lebih segar rasanya. Pasti rindu kan ke Pulau Penawar Rindu. Gih ajak keluarga, sahabat dekat, atau ayang nyarap kesana..

      Delete
  4. MasyaAllah , jadi rindu pulau ini setelah membaca blog dan melihat foto2 yg menarik dari sist Icha,, sudah lama tidak berkunjung dan sarapan pagi ke BLP... sist ayok kapan kt kesna bareng2 :)

    Warm Regard
    Tika Libvia <3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi Tik. Thanks for reading my blog. Seru jg tuh ajak anak-anak kesana. Kita atur waktu ya kesana. Jadikan dulu itu makan-makan ke HWAGA.ID... Jangan tercancel lg. hahaha

      Delete
  5. ke Belakang padang panen mangga punya teman..trus liat anak anak mandi dekat laut tuh, nanti kite kasi uang mereka jemput uangnya dalam laut... tapi laut die tak dalam.. laut yang dangkal aje

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kata mas Danan juga gt, panen mangga. Kapan-kapan pas panen mangga kita kesana ya kak. Hahaha

      Delete
  6. Wah lebih seru kalau 17 agustus, sebelm covid setiap 17 agus ada lomba kapal layar loh rame banget. Dan Wali Kota sering datang meresmikan. Karena itu acara tahunan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mb, betul. Wah terkenal ternyata ya lombanya. Insyaallah tahun depan, melipir kesana.

      Delete
  7. Wah lebih seru kalau hari kemerdekaan, setiap tahun seblm covid ada lomba kapal layar. Rame banget, karena perlombaan itu antar pulau jadi org pulau lain banya yang datang memberi semangat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tahun ini jg ada mb Asih, tanggal 17 Agustus kemaren. Pak Keling cerita juga. Insyaallah kalo dikasih kesempatan, taun depan pas tgl 17 Agustus kesana buat liat lombanya.

      Delete
  8. karena itulah nama sayang sayang untuk belakangpadang itu pulau penawar rindu. banyak rindu yang bisa dijemput, yang dikenang di sini. terlebib kulinernya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, kapan-kapan bisa nih kita adain kumpul blogger kepri di Belakang Padang hihihi

      Delete
  9. Belakang Padang, katanya berasal dari sebutan pulau yg berada di belakang Sambu (Padang). Kalo kita lihat dari arah perairan Singapura, posisi pulau belakang Padang berada di belakang Sambu. Kota tua yg menarik 👋

    ReplyDelete